Wali Kota Tanjungpinang, Rahma menyambut kunjungan kerja Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan
Tanjungpinang Punya Kemajuan Budaya yang Beragam, Telah Diakui oleh Direktur Ditjenbud Kemendikbudristek

Tanjungpinang Punya Kemajuan Budaya yang Beragam, Telah Diakui oleh Direktur Ditjenbud Kemendikbudristek

Wali Kota Tanjungpinang, Rahma menyambut kunjungan kerja Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan (PPK) Direktorat Jenderal Kebudayaan (Ditjenbud) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia (RI), Restu Gunawan dan rombongan, di ruang rapat Engku Putri Raja Hamidah, kantor wali kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau

Wali Kota Tanjungpinang, Rahma mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas kedatangan direktur pengembangan dan pemanfaatan ditjenbud kemendikbudristek ke kota Tanjungpinang.

“Ini satu kehormatan bagi kami, bapak dan rombongan berkunjung ke kota Tanjungpinang,” ucap Rahma.

Dalam kesempatan itu, Rahma membicarakan berbagai hal terkait budaya, karakteristik masyarakat, hingga gambaran kondisi Tanjungpinang, khususnya potensi wisata religi dan sejarah Melayu yang ada di pulau Penyengat.

“Tanjungpinang punya sederet wisata sejarah dan religinya. Tidak dipungkiri, kami butuh kematangannya yang bisa menjadi daya tarik dan punya nilai manfaat, baik ekonomi maupun lainnya,” kata Rahma.

Tanjungpinang juga, kata Rahma, punya kekhasan, tidak saja makanan lautnya, tapi juga sebagai daerah Melayu, karena wilayah Tanjungpinang dekat dengan negara Malaysia dan Singapore. Bahkan, sejarah mencatat hubungan Tanjungpinang dengan negara tetangga itu sangat dekat.

Dengan kekhasan ini, kami terus melakukan upaya mengemas bagaimana kota ini punya nilai jual terhadap wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Salah satunya pulau Penyengat yang diusulkan sebagai warisan dunia. Tahun ini, secara gotong royong dengan gubernur Kepri, mengemas sedemikian rupa. Selain itu, ada kota lama yang lebih identik pada etnis Tionghoa. Dan tahun ini juga, mulai dibenahi sedikit demi sedikit dengan ciri khas ornamen China Town.

“Kedatangan bapak menjadi motivasi dan pencerahan buat kami. Walaupun kita harus berjuang mendapatkan APBN. Semoga, hadirnya pak direktur mampu menjembatani kami,” ucap Rahma.

Baca Juga :  Melonjaknya Harga Cabai Rawit Merah di Tanjungpinang Jadi Alasan Pedagang Tak Berani Stok Banyak,

Direktur PPK Ditjenbud Kemendikbudristek, Restu Gunawan mengakui Tanjungpinang ini punya pulau Penyengat yang sangat legenda, kemudian punya pahlawan, dengan tinggalan situs cagar budaya dan objek kemajuan budaya yang cukup banyak dan beragam. Tentu kekayaan ini harus dikembangkan dan dimanfaatkan.

Misalnya, kemarin saya ke Penyengat ada beberapa gedung yang belum dimanfaatkan. Nah itu bisa dimanfaatkan pemda untuk berbagai aktifitas kebudayaan, kesenian atau menjadi ruang pamer tentang UMKM yang khas dengan melibatkan teman-teman komunitas.

Hal ini karena, pembangunan kebudayaan itu berbasis adalah gotong-royong antara masyatakat, pemerintah kota, dan juga kita (Ditjenbud Kemendikbudristek).

“Jadi tidak sekedar kita saja atau pemda, tapi komunitas ini cukup penting karena keberlanjutannya bisa stay time,” ucap dia.

Pada prinsipnya, kita mensuport pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan di Tanjungpinang, asalkan ide dan gagasan itu harus datang dari masyarakat sendiri. Tugas kita, itu bagaimana membangun rasa kepemilikan oleh masyarakat, pemko, dan juga kita.

“Pembangunan ekosistem kebudayaan harus gotong royong seluruh pihak. Mudah-mudahan ada gagasan baru dari pemko, nanti kita sama-sama membangun itu,” ujarnya.

Apalagi, Kepri Tanjungpinang, kata Restu, salah satu titik pintu terdepan dengan rempah-rempah zaman dahulu, bahkan jauh sebelum era kolonial.

Titik ini tentu tidak lupa kita usulkan sebagai warisan budaya dunia. Kita harapkan Tanjungpinang bisa ikut mensuport ini dengan menggerakkan komunitasnya dan juga ikut membantu memperkuat atribut cagar budayanya, serta objek pemajuan kebudayaannya.

“Karena, kalau usulan itu atributnya menjadi penting, tapaknya apa saja sih di sini, tentu mungkin ada pelabuhan, benteng, makanan, pengetahuan tradisional atau kesenian,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Kepulauan Riau, Toto Sucipto terus mendorong pemko Tanjungpinang agar mencatatkan karya budaya kesenian yang dimiliki untuk ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBtB).

Baca Juga :  Saksi Dengar Bunyi Retak Sebelum Pelantar II Pasar KUD Tanjungpinang Ambruk

“Kita suport terus agar objek pemajuan budaya Tanjungpinang terus bertambah. Dan ini, harus ada kerja sama dari berbagai bidang,” pungkas dia.